assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh,,,selamat datang di blog ini, papan kumpul anak jokam, tempat berbagi inspirasi, menyampaikan aspirasi, sharing kreatifitas n mengembangkan potensi positif,,,,amal sholih Anda tinggalkan pesan untuk kami, agar senantiasa kami dapat menyesuaikan dengan selera pengunjung blog ini,,,alhamdulillahi jazza kumullohu khoiro,,,

Selasa, 26 Oktober 2010

Bukan selalu salah pemerintah

Bencana Alam : Banjir, Banjir Bandang, Gempa Bumi, Gunung Meletus. Salah Siapa?
Begitu banyak persoalan alam di bumi Pertiwi kita. Mulai dari Jakarta tenggelam, di mana-mana banjir meluap, banjir bandang di Wasior, gempa dan tsunami di Mentawai, merapi meletus dan banyak lagi teman-temannya. Itu baru yang terjadi di Negeri tercinta kita, Indonesia. Di luar sana, lebih mengerikan.
Sebenarnya salah siapa itu bisa terjadi? Pantaskah kita mencari-cari kesalahan?
Salah Alam? Oh, tidak. Alam tak pernah salah, karena alam dikendalikan Alloh secara langsung.
Salah Pemerintah? Juga tidak. Pemerintah tak pernah membuat kebijakan untuk merusak alam.
Salah kita sebagai masyarakat? Bukan juga.
Harus kita sadari semua, peristiwa itu merupakan kelalaian kita terhadap tanggung jawab menjaga bumi. Kesadaran kita masing-masing. Bukan hanya saling menyalahkan, mencari salah Presiden, Menteri, gubernur. Mereka tak bersalah. Malah kita menjadi bersalah saat kita menyalahkan mereka.
Di Jakarta misalnya, Pak Fauzi Bowo ( Foke ) sebagai gubernur DKI dituntut mundur dari jabatannya gara-gara Jakarta terbenam lagi. Kok bisa? Kata sebagian masyarakat karena Pak Foke tidak menepati janjinya saat berkampanye untuk membuat Jakarta bebas dari banjir. Kita kan sama-sama tau manusia paling tidak bisa menepati janji. Dan kita sudah berpengalaman banyak pajabat tidak bisa menepati janjinya, kenapa masih saja memilihnya? Salah kita juga percaya memilih calon pejabat. Kenapa baru sekarang menuntut mundur? Ah, masyarakat ada-ada saja. Tenang Pak Foke, bukan salah Anda sepenuhnya. Pak foke sudah berusaha menepati janjinya, soal hasil kan ada di Tangan Alloh.
Itu soal jakarta. Soal Indonesia, bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi sasaran utama amarah masyarakat yang terprovokasi untuk menjatuhkan pemerintahan. Salah apa? Mahasiswa yang notabene adalah simbol intelek dan terpelajar menggelar aksi demo, memaki Presiden dan kabinetnya. Di manakah akal sehatnya? Apakah palajar-mahasiswa dituntut untuk berdemo menggulingkan pemerintah yang sah? Tugas kita sebagai pelajar/mahasiswa adalah menuntut ilmu sebagai bekal hidup. Kita adalah kader perjuangan bangsa. Kita yang nantinya akan menggantikan pemerintah saat ini. Nanti, bukan sekarang. Itu pun dengan cara dan jalan yang sah dan sesuai undang-undang. Sekarang tugas kita adalah belajar menjadi orang Indonesia yang baik, pintar, cerdas dan memiliki kompetensi untuk memperjuangkan Indonesia. Paling tidak untuk diri sendiri dan keluarga.
Saudaraku sebangsa setanah air, heningkan pikiran kita, renungkan bahwasanya ini bukan salah pemerintah, bukan salah masyarakat. Tetapi ini adalah kesalahan kita sebagai penduduk bumi. Renungkan apa yang kita lakukan sehingga bumi bisa menangis, gunung murka. Itu semua kehendak Alloh atas apa yang telah kita lakukan.
Jangan hanya bisa menyalahkan pemerintah saja. Sebagian besar masyarakat merasa sakit hati, merasa tak rela bila pemerintah selalu saja disalahkan. Pemerintah telah mengupayakan yang terbaik buat masyarakatnya. Bersyukurlah masih mempunyai pemimpin yang cerdas dan berwibawa di mata dunia.
Bapak SBY telah dua periode terpilih menjadi pemimpin negeri tercinta ini. Dengan jalan demokrasi, bukan dengan menggulingkan pemerintah yang sebelumnya. Terbukti masyarakat Indonesia mempercayakan kembali bapak Susilo Bambang Yudhoyono memimpin perubahan di Indonesia. Itu pilihan kita. Bukan salah calon Presiden menjadi terpilih.
Saat pemerintah mundur, belum tentu kita bisa mencarikan yang lebih baik. Kita akan bingung sendiri mendapatkan penggantinya. Budaya yang melekat pada diri bangsa kita. Budaya yang salah, masih saja kita pelihara. Tak rela orang lain mendapatkan peran, saat kita ditunjuk menggantikannya justru kelabakan.
Bangsa Indonesia adalah bangsa besar, bangsa yang terhormat, jiwa ksatria menerima pemerintah dengan patuh telah ada sejak jaman kerajaan masih berjaya di Indonesia.
Ini bukan soal politik, melihat satu sisi untuk kepentingan politik. Ini adalah wujud kecintaan warga masyarakat Indonesia terhadap pemerintah yang sah. Selama Pemerintahan adalah sesuatu yang sah, kita wajib patuh dan menghormatinya.
jokam selalu cinta Indonesia sampai mati

Indonesia, we love u. Indonesia on our soul forever. We Love NKRI sampai mati.

1 komentar:

  1. orang-orang cuma gampang termakan provokasi. begitu besar jasa presiden republik sekarang ini, begitu saja dilupakan hanya karena satu kesalahan kecil. itupun bukan kesengajaan. mau-maunya masyarakat dijadikan umpan kepentingan sepihak oleh pelaku politik yang ingin menjadikan dirinya pahlawan dengan menggulingkan pemerintahan yang sah.

    BalasHapus

tinggalkan pesanmu di sini demi perbaikan anak jokam.
alhamdulillahijazzakumullohukhoiro...